Kemacetan Jakarta & Ekonomi
Akhir-akhir ini ibu kota kita tercinta dilanda suatu bencana kemacetan parah. Kemacetan ini tidak hanya terjadi di jalan raya utama namun sampai ke jalan-jalan kecil ditengah-tengah pemukiman penduduk yang padat. Sudah bukan hal eneh lagi untuk mencapai suatu tempat, harus memerlukan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Faktor macet ini sudah menjadi perhitungan utama dalam setiap aktivitas penduduk dikota ini.
Kemacetan ini banyak sekali penyebabnya antara lain: pembangunan sarana jalan yang asal-asalan, pembangunan sarana busway yang serentak, adanya pengerjaan proyek baik swasta maupun dari pemerintah yang terkesan gali lobang tutup lobang pada lokasi yang sama atau berdekatan. Dan tidak kalah pentingnya adalah karakter pengguna jalan yang egois tidak mau antri sehingga sering main serobot.dampaknya tentu macet yang luar biasa. Selain itu karakter jakarta sebagai pusat ekonomi menyebabkan jakarta seolah menjadi madu bagi semut-semut (penduduk di luar jakarta) sehingga jakarta pada siang hari akan menampung beban penduduk yang luar biasa hebatnya.
Berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh kemacetan mulai dari dampak sosial, ekonomi, kesehatan dan lainnya. Coba kita perhatikan hanya dampak ekonominya saja. Hal-hal yang menjadi dampak ekonomi antara lain:
1.Inefisiensi waktu.
Untuk mencapai suatu tempat kerja misalnya seorang pegawai di daerah-daerah satelit sekitar jakarta, harus rela berangkat sepagi dan semalam mungkin untuk menghindari macet akibatnya si pegawai akan mengalami kelelahan dan menurunkan kinerjanya.Untuk distribusi barang tentu akan sering mengalami delay atau keterlambatan karena hambatan macet ini.
2.Membengkaknya beban biaya.
Membengkaknya biaya distribusi barang-barang produksi karena bertambahnya waktu akibat macet.Biaya bahan bakar yang digunakan ikut meningkat karena kendaraan yang sering berhenti-berhenti akan memakan BBM lebih besar jika dibandingkan dengan kecepatan konstan. Dampak delay dari distribusi barang tentu akan menyebabkan terkenanya pinalti/denda akibat keterlambatan pengiriman barang.
3. Meningkatnya resiko ketidakamanan.
Ketika macet sangat beresiko terkena pemalakan/segala macam pungli akibat jalan yang tersendat bahkan bisa jadi rawan tindak kejahatan. Tidak jarang kita mendengar kawanan preman yang beraksi ditengah kemacetan.
1. Mengubah paradigma Jakarta sebagai economic center menjadi economic sharing.
2. Membangun sentra ekonomi selain di Jakarta.
3. Membangun blok-blok ekonomi di Jakarta sehingga tidak terpusat di satu tempat di Jakarta.
4. Memberdayakan sarana transportasi yang ada saat ini. Tidak perlu membangun bus way namun cukup dengan bus2 reguler yang diberi jalur khusus dirasa cukup memadai.
Jumat, 11 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar